Saturday, September 14, 2013
Informasi dari Garrick Wirawan
Arus pemberitaan yang semaunya, bahkan cenderung bohong tentang Front Pembela Islam (FPI) dari beberapa media massa nasional, mendorong FPI mengadukan media tersebut kepada Dewan Pers.
Tercatatat ada 8 televisi swasta dan tiga media cetak yang dilaporkan oleh FPI ke Dewan Pers. “Bismillah, hari ini FPI layangkan surat pengaduan ke Dewan Pers: 8 tv dan 3 media cetak; Tv one, Transtv, Trans7, RCTI, ANTV, SCTV, Sindotv, Kompas, Media Indonesia dan Warta Kota.” Demikian rilis FPI yang diterima arrahmah.com Rabu (21/8/2013).
Tindakan ini diambil oleh FPI sebagai bentuk protes secara hukum pers atas penyebaran berita bohong yang dilakukan media-media tersebut tentang FPI dalam peristiwa Lamongan dan Tasikmalaya. Yang sangat keterlaluan berita bohong tersebut terus menerus diulang-ulang.
“Kebohongan tersebut diulang-ulang dan tanpa melakukan cover bothside dan bersifat insinuatif untuk menggiring opini publik,” tulis rilis FPI.
Lebih jauh Front Pembela Islam menyebut kesebelas media masa yang diadukan tersebut dalam pemberitaannya tentang FPI telah mengoplos antara fakta dan opini.
“Media yang dilaporkan tersebut juga mencampuradukan antara fakta dan opini.”
“Untuk itu FPI ingin menguji apakah prinsip-prinsip yang diagungkan oleh kaum demokrat yaitu independensi pers, pers yang tidak memihak pada salah satu golongan atau kelompok atau posisi ideologis yaitu liberalisme, bisa bersikap adil kepada umat Islam. Ini saat menguji mereka dengan prinsip dan standar mereka sendiri,” tutup rilis pers tersebut.
Ramai diberitakan dalam dua bulan terakhir ini nama FPI. Hingga mengusik SBY turut berkomentar dalam peristiwa FPI versus beking pelacuran di Kendal. Kemudian mencuat kembali dalam kasus Lamongan. Di mana berkali-kali dijelaskan oleh pihak DPP FPI bahwa itu bukanlah tindakan anggota FPI karena FPI Lamongan sudah dibekukan sejak 3 tahun yang lalu. Sedangkan untuk kasus Tasikmalaya, menurut DPP FPI ada upaya pihak-pihak tertentu yang mengait-ngaitkan FPI dengan terorisme, spesifik penembakan polisi di wilayah Tangerang Selatan.
Arus pemberitaan yang semaunya, bahkan cenderung bohong tentang Front Pembela Islam (FPI) dari beberapa media massa nasional, mendorong FPI mengadukan media tersebut kepada Dewan Pers.
Tercatatat ada 8 televisi swasta dan tiga media cetak yang dilaporkan oleh FPI ke Dewan Pers. “Bismillah, hari ini FPI layangkan surat pengaduan ke Dewan Pers: 8 tv dan 3 media cetak; Tv one, Transtv, Trans7, RCTI, ANTV, SCTV, Sindotv, Kompas, Media Indonesia dan Warta Kota.” Demikian rilis FPI yang diterima arrahmah.com Rabu (21/8/2013).
Tindakan ini diambil oleh FPI sebagai bentuk protes secara hukum pers atas penyebaran berita bohong yang dilakukan media-media tersebut tentang FPI dalam peristiwa Lamongan dan Tasikmalaya. Yang sangat keterlaluan berita bohong tersebut terus menerus diulang-ulang.
“Kebohongan tersebut diulang-ulang dan tanpa melakukan cover bothside dan bersifat insinuatif untuk menggiring opini publik,” tulis rilis FPI.
Lebih jauh Front Pembela Islam menyebut kesebelas media masa yang diadukan tersebut dalam pemberitaannya tentang FPI telah mengoplos antara fakta dan opini.
“Media yang dilaporkan tersebut juga mencampuradukan antara fakta dan opini.”
“Untuk itu FPI ingin menguji apakah prinsip-prinsip yang diagungkan oleh kaum demokrat yaitu independensi pers, pers yang tidak memihak pada salah satu golongan atau kelompok atau posisi ideologis yaitu liberalisme, bisa bersikap adil kepada umat Islam. Ini saat menguji mereka dengan prinsip dan standar mereka sendiri,” tutup rilis pers tersebut.
Ramai diberitakan dalam dua bulan terakhir ini nama FPI. Hingga mengusik SBY turut berkomentar dalam peristiwa FPI versus beking pelacuran di Kendal. Kemudian mencuat kembali dalam kasus Lamongan. Di mana berkali-kali dijelaskan oleh pihak DPP FPI bahwa itu bukanlah tindakan anggota FPI karena FPI Lamongan sudah dibekukan sejak 3 tahun yang lalu. Sedangkan untuk kasus Tasikmalaya, menurut DPP FPI ada upaya pihak-pihak tertentu yang mengait-ngaitkan FPI dengan terorisme, spesifik penembakan polisi di wilayah Tangerang Selatan.
Labels:Informasi
Garrick Wirawan
Blog ini bukan untuk berdebat, tapi blog ini adalah dokumentasi bantahan atas fitnah-fitnah salibis terhadap ISLAM yang Di dokumentasi dari berbagai sumber
Facebook Garrick
Labels
- Hot News (11)
- Informasi (107)
- Kisah Mualaf (32)
- Menjawab Fitnah (46)
Online
Online
Translate
My Blog List
Blog Archive
-
▼
2013
(164)
-
▼
September
(115)
-
▼
Sep 14
(15)
- Tamparan Buat Vatikan, Kasus Sodomi Pastor Katolik...
- Tak Terima Tuduhan Media, Vatikan Beri Serangan Balik
- Sebar Berita Bohong, FPI Adukan 11 Media Massa ke ...
- Lakon haram gembala Tuhan
- Dubes Vatikan Dicopot karena Pedofilia
- Skandal 'Vatileaks' Guncang Vatikan
- Pastor bejat bernafsu sesat
- Drama sodomi di Keuskupan Roma
- Mea Culpa Maxima: sebuah film dokumenter tentang p...
- BIBLE DAN PERBUDAKKAN
- Paulus dan sejarah gereja
- MISI SANG NABI
- Proses Masuk Islamnya Wahyu Soeparno Putro
- Perjalanan Jono "Gugun Blues Shelter (GBS)" Memutu...
- Perjalanan Felix Y. Siauw Memilih Islam
-
▼
Sep 14
(15)
-
▼
September
(115)