Saturday, September 14, 2013
Informasi dari Garrick Wirawan
VATIKAN (SuaraMedia News) – Vatikan
menyerang media atas tuduhan bahwa Paus gagal mengambil tindakan atas
pendeta AS yang dituduh melecehkan hingga 200 anak-anak tunarungu dua
dekade lalu.
Editorial sebuah surat kabar Vatikan
memberitakan bahwa klaim itu merupakan serangan tercela terhadap Paus
dan bahwa tidak ada yang ditutup-tutupi.
Uskup Agung pernah mengeluh tentang
Pater Lawrence Murphy di tahun 1996 ke kantor Vatikan yang dipimpin
oleh Paus saat ini, namun tampaknya tidak mendapat tanggapan.
Salah satu korban mengatakan kepada
kantor berita BBC bahwa Paus telah diketahui menutup-nutupi insiden itu
selama bertahun-tahun.
Arthur Budzinki, 61, mengatakan bahwa Paus Benedict XVI harus mengakui apa yang ia ketahui.
Ia mengatakan bahwa Paus adalah orang yang bertanggung jawab saat itu untuk kasus-kasus semacam ini.
Gereja Katolik dalam beberapa bulan
terakhir ini telah dicemari dengan klaim penyembunyian pelecehan di
Eropa, meniru skandal pedofilia yang mengguncang institusi itu di
Amerika delapan tahun lalu.
Dugaan pelecehan terhadap anak-anak tuna
rungu itu juga muncul kembali di Italia, di mana wawancara terhadap
sejumlah korban akan disiarkan di televisi nasional pada hari Jumat
(26/3).
Para pria itu mengatakan bahwa mereka
dilecehkan di Institut Antonio Provolo untuk Orang Tuna Rungu di kota
Verona antara tahun 1950an dan 1980an.
Dugaan itu pertama kali dilaporkan oleh
media Italia pada bulan Januari 2009. Di tahun yang sama, kantor berita
Associated Press memperoleh pernyataan tertulis dari 67 mantan murid
sekolah itu yang menyebutkan nama 24 pendeta dan putra altar yang
mereka tuduh melakukan pelecehan seksual, pedofilia, dan hukuman fisik.
Keuskupan Verona mengatakan minggu ini berencana untuk mewawancarai para korban atas permintaan dari Vatikan.
Pater Murphy dicurigai telah melecehkan
200 anak laki-laki di Sekolah Tuna Rungu St. John di St. Francis,
Wisconsin, antara tahun 1950 dan 1974.
Menurut dokumen gereja, pada tahun 1996
seorang uskup menulis kepada pengawas moral Vatikan yang saat itu
dipimpin oleh Kardinal Joseph Ratzinger, Paus di masa kini, untuk
mengeluh tentang pater Murphy.
Persidangan kanonikal kemudian diijinkan
oleh wakil paus, namun kemudian dihentikan, meskipun muncul keberatan
dari uskup kedua.
Pater Murphy menulis kepada Kardinal bahwa ia sedang sakit dan ingin menjalani hidupnya dalam martabat imamatnya.
Juru bicara resmi Paus, Federico
Lombardi, mengatakan bahwa kasus Murphy baru sampai ke Vatikan di tahun
1996, dua dekade setelah keuskupan Milwaukee di Wisconsin pertama kali
mengetahui dugaan tersebut, dan dua tahun sebelum pendeta itu
meninggal.
Keuskupan telah diminta untuk mengambil
tindakan dengan membatasi pelayanan publik Bapa Murphy dan memintanya
bertanggung jawab penuh atas tindakan yang telah ia lakukan.
”Bapa Murphy meninggal empat bulan kemudian, tanpa insiden lebih jauh,” bunyi pernyataan tersebut.
Lombardi juga mengatakan bahwa polisi pada saat itu menginvestigasi dugaan tersebut namun tidak mengajukan tuntutan.
Sebuah editorial surat kabar Vatikan mengatakan tidak ada yang ditutup-tutupi dari kasus itu.
L'Osservatore Romano menyebut dugaan itu sebagai upaya tercela untuk menyerang Paus Benedict dan pembantu terdekatnya.
Sementara itu, salah satu pembantu utama
Paus, Kardinal Jose Saraiva Martins, mengatakan bahwa ada konspirasi
melawan Gereja, tanpa menspesifikasi siapa yang bertanggung jawab.
Paus juga didukung di Inggris oleh Uskup
Agung Westminster, Vincent Nichols, yang mengatakan bahwa Kardinal
Ratzinger saat itu tidak menjadi ”pengamat yang tidak berbuat apa-apa”
dalam kasus tersebut.
Uskup juga mengatakan bahwa Paus telah memperkenalkan perubahan ke dalam hukum Gereja untuk melindungi anak-anak.
Robert Pigott dari kantor berita BBC mengatakan bahwa kasus AS sangat mengejutkan, bukan hanya karena seorang pendeta telah melecehkan anak-anak namun karena ia dibiarkan pergi ke keuskupan lain di mana ia memperoleh akses ke anak-anak lainnya.
Meskipun tidak ada bukti langsung
melawan Kardinal Ratzinger, ini adalah rangkaian peristiwa yang tidak
nyaman bagi Vatikan. Ini adalah kasus perahasiaan dan di situlah Paus
harus menjawab kasus tersebut.
Pater Murphy, yang mengakui telah
melecehkan anak-anak laki-laki sebelum ia meninggal tahun 1998,
disebutkan telah menarget para korbannya di kamar tidur asrama mereka,
di perjalanan sekolah dan bahkan di saat pengakuan dosa.
Tuntutan hukum telah dimasukkan atas
nama lima pria yang menuduh Keuskupan Milwaukee tidak cukup berbuat
melawan pendeta itu.
Labels:Informasi
Garrick Wirawan
Blog ini bukan untuk berdebat, tapi blog ini adalah dokumentasi bantahan atas fitnah-fitnah salibis terhadap ISLAM yang Di dokumentasi dari berbagai sumber
Facebook Garrick
Labels
- Hot News (11)
- Informasi (107)
- Kisah Mualaf (32)
- Menjawab Fitnah (46)
Online
Online
Translate
My Blog List
Blog Archive
-
▼
2013
(164)
-
▼
September
(115)
-
▼
Sep 14
(15)
- Tamparan Buat Vatikan, Kasus Sodomi Pastor Katolik...
- Tak Terima Tuduhan Media, Vatikan Beri Serangan Balik
- Sebar Berita Bohong, FPI Adukan 11 Media Massa ke ...
- Lakon haram gembala Tuhan
- Dubes Vatikan Dicopot karena Pedofilia
- Skandal 'Vatileaks' Guncang Vatikan
- Pastor bejat bernafsu sesat
- Drama sodomi di Keuskupan Roma
- Mea Culpa Maxima: sebuah film dokumenter tentang p...
- BIBLE DAN PERBUDAKKAN
- Paulus dan sejarah gereja
- MISI SANG NABI
- Proses Masuk Islamnya Wahyu Soeparno Putro
- Perjalanan Jono "Gugun Blues Shelter (GBS)" Memutu...
- Perjalanan Felix Y. Siauw Memilih Islam
-
▼
Sep 14
(15)
-
▼
September
(115)