Tuesday, September 17, 2013
Informasi dari Garrick Wirawan
Sumber
‘Itu bukan sebuah pikiran. Tapi sebuah film di depan mata saya tentang hidup saya sendiri. Semua lengkap, sangat jelas.’
Ketika
menjadi mualaf pada 1983 lalu, mantan biarawati Irene Handono,
menyimpan perasaan bahwa Allah tidak adil terhadap dirinya.
Ia terus bertanya dan berusaha mencari jawaban mengapa ia dilahirkan sebagai non-Muslim.
‘’Kenapa saya tidak dilahirkan dari
keluarga Muslim yang taat. Apa alasan Allah menjadikan saya sebagai
mantan kafir,’‘ kata pemilik nama asli Han Hoo Lie ini.
Hingga 1991, pertanyaan itu belum juga
terjawab. Jawaban akan kegelisihan hatinya baru muncul ketika menunaikan
ibadah haji pada 1992. Wanita berdarah Cina ini berangkat haji bersama
400 orang jamaah reguler lainnya yang tergabung dalam kloter 18 dari
Embarkasi Surabaya.
Di Tanah Haram, jawaban dari Allah itu
didapatkannya. ‘’Ternyata Allah sayang kepada saya. Allah memilih saya
menjadi salah satu hamba pilihan,’‘ ujar Irene saat ditemui di
kediamannya, di Bekasi, beberapa waktu lalu. Ketika berada di Tanah
Haram, Irene kerap mengalami peristiwa yang dinilainya luar biasa.
Ia berkisah, ketika berada di depan
Ka’bah, dirinya mengambil tempat garis lurus sejajar dengan letak Hajar
Aswad. Ia sempat menggigit lidahnya untuk membuktikan jika dirinya tidak
sedang bermimpi.
Pendiri Irene Center ini menuturkan,
selama melakukan ibadah di Masjidil Haram, ia kerap diperlihatkan
gambaran seperti sebuah film tentang kronologi hidupnya dari kecil
hingga dewasa. Bungsu dari lima bersaudara ini tak kuasa membendung
tangis.
Ia bersedih melihat gambaran tentang
dirinya ketika masih menjadi non-muslim. ‘’Itu bukan sebuah pikiran.
Tapi sebuah film di depan mata saya tentang hidup saya sendiri. Semua
lengkap, sangat jelas,’‘ ungkapnya.
Saat diperlihatkan Allah tentang jalan
hidupnya di masa lalu, putri pengusaha ini pun bersujud dan melakukan
muhasabah. Dari instropeksinya, Irene mengikrarkan diri ingin mewadahi
para mualaf agar terus eksis di jalan Allah. Menurutnya, selama ini, tak
sedikit mualaf yang dibiarkan dan tidak dibimbing hingga keimanan dan
keislamannya tetap dangkal. Bahkan ada yang kembali menjadi murtad.
Di Tanah Suci, mantan mahasiswi Institut
Ilmu Filsafat Theologi ini juga mengalami peristiwa luar biasa.
Menurutnya, dari Muzdalifah menuju Mina, kelompoknya terpecah menjadi
dua. Ada yang naik bus, ada yang harus jalan kaki. Ia pun mengalah
memberi kesempatan pada jamaah tua untuk naik bus.
Akhirnya ia berjalan kaki bersama
rombongan yang dipimpin seorang ustadz dari kloternya. Namun tiba-tiba,
jalan yang dilewatinya dipenuhi lautan manusia. Ia pun terpisah dari
kelompoknya. Di tengah kebingungannya, ia mencoba mencari jalan sendiri
menuju pemondokannya di Mina sambil terus berdoa, dan bertawakal.
Untuk menutupi rasa haus dan lapar,
wanita kelahiran Surabaya 30 Juni 1954 ini hanya meminum air zamzam yang
ternyata mampu membuatnya sangat kenyang. Di tengah upayanya dan terus
berdoa, tiba-tiba ia merasa ada yang menuntunnya menuju sebuah masjid.
Setelah menunaikan shalat di masjid tersebut, ia pun bertekad akan
melanjutkan pencariannya.
Namun begitu keluar dari masjid, di pintu
gerbang ia melihat pemimpin rombongannya. Ia pun akhirnya menuju
pemondokan dan ternyata rombongan yang menggunakan bus belum tiba. ‘’Ini
sungguh di luar nalar, tapi itulah kenyataannya. Saat kelompok yang
menggunakan bus tiba, justru banyak yang sakit,’‘ ujarnya.
Air matanya kembali berurai ketika esok
harinya, ia menggunakan bus dan melewati jalur yang ditempuh ketika ia
tersesat. Ternyata selama ketika tersesat, ia mengitari Kota Mina.
‘’Tapi ketika saya berjalan kaki cuma setengah jam. Bayangkan mengitari
sebuah kota hanya setengah jam, Masya Allah,’‘ ujarnya.
Wanita yang sudah tiga kali menunaikan
ibadah haji ini mengaku, ada banyak hal ghaib yang sulit dianalisisnya
selama di Tanah Suci. Hal itu membuatnya kembali merenung dan
menyimpulkan bahwa Allah Maha Kuasa atas segala hal.Sumber
Labels:Kisah Mualaf
Garrick Wirawan
Blog ini bukan untuk berdebat, tapi blog ini adalah dokumentasi bantahan atas fitnah-fitnah salibis terhadap ISLAM yang Di dokumentasi dari berbagai sumber
Facebook Garrick
Labels
- Hot News (11)
- Informasi (107)
- Kisah Mualaf (32)
- Menjawab Fitnah (46)
Online
Online
Translate
My Blog List
Blog Archive
-
▼
2013
(164)
-
▼
September
(115)
-
▼
Sep 17
(31)
- Menjawab tuduhan Soal Allah Berkuasa Menyesatkan M...
- Keluarga Keturunan Tionghoa di Indonesia Kian Terb...
- Mantan Pendeta : Dr Yahya Yopie Waloni Mendapat Hi...
- Muhammad Syafii Antonio,MSc Masuk Islam, Saya Diku...
- Bernard Nababan mantan Pendeta : Ragu pada isi Alk...
- Irene Handono: Menyaksikan ‘Film’ Dirinya Saat Mas...
- Yeanny Suryadi, Mengenal Islam dari Balik Pagar
- Aria Desti Kristiana, Kenapa Tuhan Harus Disalib?
- Rebecca Reijman: Masuk Islam Setelah Mendengar Aya...
- Lidya Pratiwi, Jadi Mu’allaf Setelah Mimpi Ka’bah
- Natalie Sarah: Hidayat Al Fatihah
- Jamilah Kolocotronis, Berusaha Murtadkan Muslim, A...
- Thomas Webber: Masuk Islam Ketika Islam Dituduh Ag...
- Islam di Swedia: Minat Masyarakat Terhadap Islam S...
- Maraknya Siswa Bule Masuk Islam di Sekolah Inggris
- Kisah Nyata: Ketegaran Bara’ah, Gadis Cilik Pengha...
- Rabbi Israel Stress, Banyak Remaja Yahudi Masuk Islam
- Anton Medan : Menemukan Hidayah Di Penjara
- Yudi Mulyana Mantan Pendeta Militan Cirebon
- Dian Sastrowardoyo : Dari hatiku sendiri
- Robin Padilla (Aktor Filipina) : Dari Dunia Gemerl...
- El Manik : Banyak Umat Islam Perlu Di Islamkan Lagi
- Kisah Mualaf Yang Membuat Para Muslim Menjadi Malu
- Cindy Claudia Harahap Hidayah Dari Bulan dan Bintang
- Balada Muhammad Mu'min Mencari Tuhan
- Koko liem Sang Pengembara
- Markus Sang Muallaf Sejak Kecil Sering ke Mesjid
- Thufail al Ghifari Mengenal Islam Melalui Musik Un...
- Papah, Mamah, Rio Tunggu di Pintu Surga
- Islam,menjawab berbagai pertanyaan dan ketidakpast...
- Apakah Nabi Muhammad saw sunat?
-
▼
Sep 17
(31)
-
▼
September
(115)