Tuesday, September 17, 2013
Informasi dari Garrick Wirawan
Al Qur’an Telah Membuatnya Seteguh Karang Menghadapi Ujian yang Datang Bertubi-tubi
Berikut ini adalah kisah
Bara’ah Abu Lail, gadis kecil yang menderita kanker ganas stadium akhir
dan menjadi yatim piatu hanya dalam lima hari.
Bara’ah Abu Lail, hafal Al-Qur’an pada
usia 10 tahun. Namun Allah lebih Menghendakinya bahagia di jannah-Nya.
Anak kecil ini divonis terkena kanker ganas. Setelah ibunya lebih dulu
meninggal dunia karena penyakit yang sama.
Saat ibunya mengetahui umurnya tidak lagi
panjang, sang ibu berkata kepada anaknya yang tidak tahu apa yang akan
terjadi pada dirinya :
“Anakku…. aku
sebentar lagi, ibu akan mendahului kamu menuju jannah Allah. Dan ibu
ingin engkau setiap hari membacakan Al Qur’an yang telah engkau hafalkan
di telinga ibu. Kelak, Al Qur’an itulah yang akan menjagamu di dunia
(sepeninggal ibu)
Demikianlah setiap sore gadis kecil ini membacakan Al Qur’an di telinga ibu yang terbaring lemah di rumah sakit.
Suatu hari ayah Bara’ah mendapat berita
sangat penting dari rumah sakit bahwa kondisi istrinya kritis. Maka
tanpa pikir panjang ia bergegas mengajak Bara’ah menuju rumah sakit.
Sesampai di rumah sakit, sang ayah tidak
ingin anaknya ikut bersamanya melihat apa yang terjadi dengan ibunya. Ia
khawatir gadis kecil itu shock jika mendengar kabar kondisi terburuk yang terjadi pada ibunya. Rupanya sang istri benar-benar sedang kritis.
Dalam kondisi sangat berduka ayah Bara’ah
bergegas menuju mobilnya untuk memberitahukan kondisi ibunya, namun
Allah berkehendak lain. Karena guncangan jiwa akibat musibah yang
diterimanya, ia tidak fokus saat menyeberang jalan.
Qaddarullah, sebuah mobil
menabraknya. Laki-laki itu pun meninggal seketika di hadapan putri
tercintanya. Bara’ah menangis tersedu-sedu sambil memangku jasad ayahnya
tercinta yang sudah tak bernyawa lagi.
Belum selesai musibah yang harus dihadapi
gadis kecil ini, lima hari berselang dari wafatnya sanga ayah, ibunya
tercinta pun menyusul dipanggil Allah menghadap-Nya. Tinggallah Bara’ah
sebatang kara di negeri orang. Kedua orangtua Bara’ah adalah warga
negara Mesir yang bekerja sebagai tenaga medis di Arab Saudi.
Tidak berselang lama, tanpa sebab tanpa
gejala apapun sebelumnya, gadis kecil ini merasakan kesakitan yang luar
biasa sebagaimana dialami oleh ibunya. Setelah diperiksa oleh dokter,
ternyata ia pun mengidap penyakit kanker stadium akhir seperti yang
dialami oleh ibunya.
Namun dengarlah apa yang diucapkan gadis kecil ini ketika ia tahu apa yang dialaminya :
“alhamdulillah …. sebentar lagi aku akan menyusul papa dan mama….!!!”
Seluruh yang mendengar ucapan gadis kecil
itu terkejut bukan kepalang. Ujian dan musibah yang bertubi-tubi
menimpa anak sekecil itu tetapi tidak sedikit pun membuatnya putus asa
atau gundah gulana. Ia bahkan begitu sabar menghadapi beratnya cobaan
hidup yang dihadapinya.
Subhaanallaah… Al-Qur’an
membuatnya seteguh karang menghadapi ujian yang bertubi-tubi datang.
Seorang dermawan Saudi Arabia lalu membiayainya untuk berobat ke
Inggris.
Berikut adalah video suara terakhir dari
Bara’ah, sesaat sebelum Allah memanggilnya kembali menghadap-Nya, di
Jannah-Nya, Insya Allah. (oleh: Ustadz Fuad Al Hazimi, via: voa-Islam)
*
Kami hidup hanya untuk mati. Semua
manusia begitu, tapi sedikit yang mau mengakuinya. Kami tak takut mati,
karena mati itu keniscayaan. Tiada beda mati kini atau nanti. Yang
menjadikannya beda hanyalah caranya. Kami adalah kaum yang akan maju
berdesak-desakan ketika pintu menuju syahid terbuka.
(“guide us to the straigh path” , QS 1:6)
(“guide us to the straigh path” , QS 1:6)
Labels:Informasi
Garrick Wirawan
Blog ini bukan untuk berdebat, tapi blog ini adalah dokumentasi bantahan atas fitnah-fitnah salibis terhadap ISLAM yang Di dokumentasi dari berbagai sumber
Facebook Garrick
Labels
- Hot News (11)
- Informasi (107)
- Kisah Mualaf (32)
- Menjawab Fitnah (46)
Online
Online
Translate
My Blog List
Blog Archive
-
▼
2013
(164)
-
▼
September
(115)
-
▼
Sep 17
(31)
- Menjawab tuduhan Soal Allah Berkuasa Menyesatkan M...
- Keluarga Keturunan Tionghoa di Indonesia Kian Terb...
- Mantan Pendeta : Dr Yahya Yopie Waloni Mendapat Hi...
- Muhammad Syafii Antonio,MSc Masuk Islam, Saya Diku...
- Bernard Nababan mantan Pendeta : Ragu pada isi Alk...
- Irene Handono: Menyaksikan ‘Film’ Dirinya Saat Mas...
- Yeanny Suryadi, Mengenal Islam dari Balik Pagar
- Aria Desti Kristiana, Kenapa Tuhan Harus Disalib?
- Rebecca Reijman: Masuk Islam Setelah Mendengar Aya...
- Lidya Pratiwi, Jadi Mu’allaf Setelah Mimpi Ka’bah
- Natalie Sarah: Hidayat Al Fatihah
- Jamilah Kolocotronis, Berusaha Murtadkan Muslim, A...
- Thomas Webber: Masuk Islam Ketika Islam Dituduh Ag...
- Islam di Swedia: Minat Masyarakat Terhadap Islam S...
- Maraknya Siswa Bule Masuk Islam di Sekolah Inggris
- Kisah Nyata: Ketegaran Bara’ah, Gadis Cilik Pengha...
- Rabbi Israel Stress, Banyak Remaja Yahudi Masuk Islam
- Anton Medan : Menemukan Hidayah Di Penjara
- Yudi Mulyana Mantan Pendeta Militan Cirebon
- Dian Sastrowardoyo : Dari hatiku sendiri
- Robin Padilla (Aktor Filipina) : Dari Dunia Gemerl...
- El Manik : Banyak Umat Islam Perlu Di Islamkan Lagi
- Kisah Mualaf Yang Membuat Para Muslim Menjadi Malu
- Cindy Claudia Harahap Hidayah Dari Bulan dan Bintang
- Balada Muhammad Mu'min Mencari Tuhan
- Koko liem Sang Pengembara
- Markus Sang Muallaf Sejak Kecil Sering ke Mesjid
- Thufail al Ghifari Mengenal Islam Melalui Musik Un...
- Papah, Mamah, Rio Tunggu di Pintu Surga
- Islam,menjawab berbagai pertanyaan dan ketidakpast...
- Apakah Nabi Muhammad saw sunat?
-
▼
Sep 17
(31)
-
▼
September
(115)