Tuesday, September 17, 2013
Informasi dari Garrick Wirawan
Muhammad
Syafii Antonio atau yang biasa dikenal dengan Syafii Antonio, merupakan
satu diantara tokoh-tokoh muslim Indonesia masa kini yang memberikan
kontribusi dakwah di bidang ekonomi Syariah selain Adi Warman Karim, KH.
Didin Hafiduddin dan beberapa ekonom syariah lainnya.
Namun, tak banyak yang tahu jika Syafii
Antonio merupakan seorang mualaf, yang sempat berpetualang, mencari
kebenaran agama sejak usianya masih remaja.
Lahir di Sukabumi, Jawa Barat 12 Mei
1965, Syafii Antonio adalah warga Negara Indonesia keturunan Tionghoa
yang sebelum memeluk Islam, nama Syafii Antonio adalah Nio Gwan Chung.
Sejak kecil ia akrab dengan ajaran
Konghucu, karena ayahnya sendiri Nio Sem Nyau, tak lain seorang Shinse
dan Biksu Budha Tridharma, di Sukabumi.
Mayoritas tetangga sekitar yang beragama
Islam ditambah dengan lingkungan sekolahannya, secara tidak langsung
memaksa Nio Gwan Chung sejak kecil bersentuhan dengan komunitas pemeluk
agama terbesar di republik ini. Bahkan kerap Nio Gwan Chung terlihat di
depan masjid sambil memperhatikan keunikan-keunikan tatacara peribadatan
orang Islam yang tidak ditemui di dalam ajaran Konghucu yang dianut.
Saking asyiknya, ia sempat diam-diam menirukan gerakan-gerakan umat
Islam saat melakukan salat.
Namun, kebencian ayahnya terhadap umat
Islam mengakibatkan Nio Gwan Chung mengurungkan niatnya untuk terus
memperdalam ajaran Islam. Rasa benci ini didasari pada imej buruk yang
selama ini membelenggu mayoritas umat Islam Indonesia. Kemiskinan,
kebodohan, kriminilitas, dan beragam hal negatif lainnya, memperparah
citra Islam dimata ayahnya.
Melihat sikap sang ayah terhadap umat
Islam yang cenderung negatif Nio Gwan Chung yang saat itu mulai beranjak
remaja, mencari pengalaman religi di luar Islam dan Konghucu. Kristen
Protestan kemudian menjadi pilihannya.
Selain memelajari dan menganut agama baru
ini, Nio Gwan Chung berganti nama menjadi Pilot Sagaran Antonio.
ternyata perpindahan agama barunya ini tidak memunculkan reaksi keras
dari ayahnya. Karena keluarganya sendiri memberikan keleluasaan dalam
memeluk agama, dengan catatan tidak untuk agama Islam. Sang Ayah akan
sangat murka jika seandainya anaknya kelak ada yang memeluk Islam.
Ajaran Kristen Protestan yang baru dianut
oleh Pilot Sagaran Antonio ini rupanya tidak memuaskan rasa haus akan
kebenaran yang tengah ia cari. Secara diam-diam Pilot Sagaran Antonio
kembali mendalami ajaran Islam yang dulu sempat dilupakannya melalui
literatur buku-buku Islam. Citra buruk umat Islam di mata sang ayah, tak
mempengaruhi semangat dia untuk masuk lebih jauh mengenal Islam.
Dalam mempelajari ajaran Islam, ia
menggunakan metode komparasi yang membandingkan antara ajaran satu agama
dengan agama lainnya. Komparasi ajaran agama ini ditempuh melalui
pendekatan sejarah, pendekatan alamiah, dan pendekatan nalar rasio
biasa. “Sengaja saya tidak menggunakan pendekatan kitab-kitab suci agar
dapat secara obyektif mengetahui hasilnya,” ungkap Doktor Banking &
Micro Finance, University of Melbourne tahun 2004 ini.
Setahap demi setahap Pilot Sagaran
Antonio yang duduk dibangku SMA saat itu mulai menemukan titik terang.
Melalui tiga pendekatan tadi, ia menyimpulkan agama Islam memiliki
doktrin yang mudah dipahami dibandingkan dengan agama-agama lain. Master
of Economic, International Islamic University, Malaysia tahun 1992 ini
mengatakan, “Dalam Islam saya temukan bahwa semua rasul yang diutus
Tuhan ke muka bumi mengajarkan risalah yang satu, yaitu Tauhid.”
Alquran, kitab suci umat Islam tidak
luput dari perhatian Pilot Sagaran Antonio untuk dikaji lebih jauh.
Isinya yang memesona bukan saja membuat dia tergagum-kagum, lebih dari
itu ia tercebur dalam keagungan mukjizat alquran.
Aspek bahasa, tatanan kata, isi berita,
keindahan sastra, data-data ilmiah dan aspek lainnya yang disampaikan
alquran, diakuinya, sangat sempurna.
Ajaran Islam baginya, memiliki sistem nilai yang sangat komprehensif. Ibadah dalam Islam diartikan secara universal.
Semua yang dilakukan baik ritual,
hubungan rumah tangga, ekonomi, sosial, maupun budaya, selama tidak
menyimpang dan untuk meninggikan syiar Allah, nilainya adalah ibadah.
Sistem kepercayaan yang dibangun Islam
tampak sangat berbeda dengan agama lain. Yang lebih menarik lagi
hatinya, bahwa di dalam Islam tidak perlu ada perantara dalam beribadah,
yang ada hanyalah antara hamba dan Tuhannya.
Hasil dari studi banding inilah yang
kemudian memantapkan hati Pilot Sagaran Antonio untuk segera memutuskan
bahwa Islam adalah agama yang dapat menjawab persoalan hidup.
Memeluk Islam
Melalui perenungan yang cukup panjang, akhirnya, tahun 1984 bertepatan dengan usianya yang ke-17 Pilot Sagaran Antonio memutuskan untuk mengucapkan kalimat syahadat dengan bimbingan K.H.Abdullah bin Nuh al-Ghazali. Usai ikrar keislamannya, nama Muhammad Syafii Antonio kemudian ia pilih sebagai pengganti nama Pilot Sagaran Antonio.
Melalui perenungan yang cukup panjang, akhirnya, tahun 1984 bertepatan dengan usianya yang ke-17 Pilot Sagaran Antonio memutuskan untuk mengucapkan kalimat syahadat dengan bimbingan K.H.Abdullah bin Nuh al-Ghazali. Usai ikrar keislamannya, nama Muhammad Syafii Antonio kemudian ia pilih sebagai pengganti nama Pilot Sagaran Antonio.
Ada lima alasan mengapa dia memilih nama
syafii. “Syafii adalah nama yang unik, dan diambil dari nama imam besar,
berbudi baik, luhur serta terkenal akan objektivitasnya. Sedangkan
Antonio adalah nama keluarga yang akan membedakannya dari Muhammad
syafii lain,” ungkap Sarjana Syariah, lulusan University of Jordan ini.
Tindakan berani dari Syafii Antonio
kontan menimbulkan reaksi keras dari sang ayah yang sejak awal sudah
mewanti-wanti keluarganya agar tidak memilih Islam sebagai agama.
Dampaknya, tak hanya dikucilkan, Syafii Antonio pun langsung diusir
pergi dari rumah oleh ayahnya.
“Saya dikucilkan dan diusir dari rumah.
Jika saya pulang, pintu selalu tertutup dan terkunci. Bahkan pada waktu
shalat, kain sarung saya sering diludahi. Perlakuan keluarga terhadap
diri saya tak saya hadapi dengan wajah marah, tapi dengan kesabaran dan
perilaku yang santun. Ini sudah konsekuensi dari keputusan yang saya
ambil,” ungkap anggota Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
ini.
Ujian demi ujian terus dilaluinya dengan
penuh kesabaran. Pucuk dicinta ulam pun tiba setelah setahun
keislamannya, sang ibu, Liem Soen Nio, kemudian menyusul anaknya memeluk
Islam di tahun 1985. Sang ibu di bawah bimbingan KH Abdullah bin Nuh
mengucapkan syahadat di Bogor. Kemudian berganti nama menjadi Sunniah
Badra Halim.
Pria yang gemar membaca buku Buya Hamka
dan Yusuf Qradawi ini kemudian memtuskan untuk mondok di Pesantren
an-Nidzom Sukabumi di tahun 1985, di bawah pimpinan K.H.Abdullah
Muchtar. Di sinilah, Matan Alfiyah Ibn Malik yang terdiri atas seribu
baris dalam bahasa Arab berhasil dihafalnya.
Memilih Ekonomi
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Pesantren an-Nidzom, Syafii Antonio melanjutkan pendidikannya di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Bandung, namun kemudian pindah ke Institut Agama Islam Negeri, Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Pesantren an-Nidzom, Syafii Antonio melanjutkan pendidikannya di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Bandung, namun kemudian pindah ke Institut Agama Islam Negeri, Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Itupun tak lama, kemudian Syafii Antonio
melanjutkan ke University of Jordan (Yordania) untuk mengambil program
S1 fakultas ekonomi. Setelah menyelesaikan S1 tahun 1990, ia kembali
menyambung karir pendidikannya pada program S2 di international Islamic
University (IIU), Malaysia, khusus mempelajari ekonomi Islam.
Setelah merampungkan S2 tahun 1992,
Syafii langsung berkecimpung di dunia perbankan syariah. Ia bertemu
delegasi Indonesia yang akan mendirikan bank syariah setelah melihat
contoh bank syariah di Malaysia. Kembali ke Indonesia, ia bergabung
dengan Bank Muamalat.
Dua tahun setelah itu, ia mendirikan
Asuransi Takaful, lalu berturut-turut Reksa Dana Syariah. Empat tahun
membesarkan Bank Muamalat, ia mundur dan mendirikan Tazkia Group yang
memiliki beberapa unit usaha dengan mengembangkan bisnis di bidang
ekonomi syariah. Untuk memantapkan ilmu ekonominya, ia kemudian
mengikuti program doctoral, di University of Melbourne, Australia.
Labels:Kisah Mualaf
Garrick Wirawan
Blog ini bukan untuk berdebat, tapi blog ini adalah dokumentasi bantahan atas fitnah-fitnah salibis terhadap ISLAM yang Di dokumentasi dari berbagai sumber
Facebook Garrick
Labels
- Hot News (11)
- Informasi (107)
- Kisah Mualaf (32)
- Menjawab Fitnah (46)
Online
Online
Translate
My Blog List
Blog Archive
-
▼
2013
(164)
-
▼
September
(115)
-
▼
Sep 17
(31)
- Menjawab tuduhan Soal Allah Berkuasa Menyesatkan M...
- Keluarga Keturunan Tionghoa di Indonesia Kian Terb...
- Mantan Pendeta : Dr Yahya Yopie Waloni Mendapat Hi...
- Muhammad Syafii Antonio,MSc Masuk Islam, Saya Diku...
- Bernard Nababan mantan Pendeta : Ragu pada isi Alk...
- Irene Handono: Menyaksikan ‘Film’ Dirinya Saat Mas...
- Yeanny Suryadi, Mengenal Islam dari Balik Pagar
- Aria Desti Kristiana, Kenapa Tuhan Harus Disalib?
- Rebecca Reijman: Masuk Islam Setelah Mendengar Aya...
- Lidya Pratiwi, Jadi Mu’allaf Setelah Mimpi Ka’bah
- Natalie Sarah: Hidayat Al Fatihah
- Jamilah Kolocotronis, Berusaha Murtadkan Muslim, A...
- Thomas Webber: Masuk Islam Ketika Islam Dituduh Ag...
- Islam di Swedia: Minat Masyarakat Terhadap Islam S...
- Maraknya Siswa Bule Masuk Islam di Sekolah Inggris
- Kisah Nyata: Ketegaran Bara’ah, Gadis Cilik Pengha...
- Rabbi Israel Stress, Banyak Remaja Yahudi Masuk Islam
- Anton Medan : Menemukan Hidayah Di Penjara
- Yudi Mulyana Mantan Pendeta Militan Cirebon
- Dian Sastrowardoyo : Dari hatiku sendiri
- Robin Padilla (Aktor Filipina) : Dari Dunia Gemerl...
- El Manik : Banyak Umat Islam Perlu Di Islamkan Lagi
- Kisah Mualaf Yang Membuat Para Muslim Menjadi Malu
- Cindy Claudia Harahap Hidayah Dari Bulan dan Bintang
- Balada Muhammad Mu'min Mencari Tuhan
- Koko liem Sang Pengembara
- Markus Sang Muallaf Sejak Kecil Sering ke Mesjid
- Thufail al Ghifari Mengenal Islam Melalui Musik Un...
- Papah, Mamah, Rio Tunggu di Pintu Surga
- Islam,menjawab berbagai pertanyaan dan ketidakpast...
- Apakah Nabi Muhammad saw sunat?
-
▼
Sep 17
(31)
-
▼
September
(115)